Masa pandemi seperti saat ini haruslah kita sikapi positif. Disetiap daerah pastilah tidak sama saat pemimpin daerah membuat keputusan. Terutama keputusan bagaimana bersikap yang baik saat masa pandemi. Ada pemimpin yang sangat ketat dalam protokol kesehatan. Dan juga ada yang hanya mengingatkan pada rakyatnya, menurutnya yang penting dijaga sendiri.
Pada hakikatnya kita adalah pemimpin, ya memimpin dirinya sendiri. Ada ungkapan di masyarakat "memimpin dirinya sendiri belum bisa apalagi memimpin orang lain". Terkadang orang lain itulah cerminan kita. Tidak hanya dalam keluarga antara adik kakak atau anak dan orang tua yang mempunyai kemiripan sifat. Di masyarakat juga kalau kita berbuat baik orang lain juga akan baik kepada kita. Tetapi ada juga kita sudah berbuat baik masih saja orang itu bersikap buruk kepada kita.
Pemimpin idealnya harus kuat dan imbang antara Iman, Imun dan Sosial kebersamaan. Keimanan merupakan fondasi awal dari segala perilaku kita. Sertakan Iman dalam setiap kesempatan dan kondisi kita. Iman yang kuat akan membantu tercapainya suksesnya dalam memimpin. Oleh karena itu iman setiap waktu harus dikuatkan dengan ingat pada Yang Maha Kuasa.
Yang kedua pemimpin juga tetap menjaga imunitas tubuh. Sebagaimana yang sudah tidak asing di telinga kita tentang imun yakni kekebalan tubuh. Resep yang paling mudah untuk menjaga imun yakni dengan tetap memiliki fikiran bahagia. Semua orang pastilah mempunyai masalah, namun apabila bisa dikendalikan karena sudah mempunyai iman yang kuat maka tak jadi masalah. Berbahagialah imunitas akan naik penyakit menjauh.
Yang terakhir seorang pemimpin juga menjaga hubungannya dengan sesama manusia atau rakyatnya. Dalam bahasa yang lain dikatakan sebagai makhluk sosial. Sikap sosial yang perlu ditumbuhkan pada setiap pemimpin adalah empati dan simpati kepada orang lain. Bila kita mempunyai dua sikap ini, maka menjaga perasaan orang lain adalah lebih utama. Dan lebih hati - hati lagi saat kita berbicara kepada orang lain.
Setiap diri kita adalah pemimpin, memimpin dirinya sendiri yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban. Kalau kita belum bisa memberi yang terbaik kepada orang lain dan ingin merubah orang lain, maka seyogyanya kita bersabar dan mengendalikan diri kita menuju hal positif. Dalam perubahan sikap dibutuhkan waktu yang relatif lama. Sehingga mari kita bentuk karakter kita dengan berusaha menjadi pemimpin diri sendiri yang terbaik.
Selamat Harlah NU Ke 95
Semoga Para Pemimpin Negeri ini senantiasa mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa.
Malang, 31 Januari 2021