Selasa, 23 November 2021

Semua Bisa Menulis, Maka Jadikan Lebih Bermanfaat




Dunia tulis menulis secara tidak langsung ada di depan kita.  Kemungkinan besar juga kita mengalami juga. Hal ini dibuktikan seringnya kita menulis dichat media sosial berupa whatssapp.  Media inilah yang familiar di masyarakat.  


Menulis dichat hampir semua orang bisa. Karena chat sebenarnya kita sedang  berdialog dengan orang lain.  Namun menulis yang diharapkan tidak hanya sekedar menulis sebagai percakapan. Tetapi menulis sebagai latihan diri kita meninggalkan jejak di dunia maya yang baik.  


Melalui latihan memang dibutuhkan satu proses yang tidaklah sebentar. Bisa berhari-hari melewati godaan malas,  kesibukan dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilawan dengan menguatkan tekad dan niat kita menulis. 


Sebagaimana yang disampaikan Prof Ngainun Naim dalam bukunya 40 Kiat Menulis dengan mudah, bahwa tulisan yang baik adalah yang selesai.  Sehingga apabila kita telah melewati godaan tersebut dengan tekad tetapi belum menyelesaikan tulisannya tetap dikatakan belum berhasil.  


Setiap orang dari kecil sudah belajar menulis.  Namun dari proses menulis tersebut dibutuhkan usaha untuk menyelesaikan.  Setelah tulisan jadi dan kita berusaha istiqomah,  maka kita iringi dengan memperbaiki tulisan kita agar lebih baik lagi.  Tetap tulisan harus jadi dahulu. 


Berbagai cara sebenarnya agar tulisan itu jadi.  Ada yang memang malas menulis tetapi ingin tulisannya jadi, satu caranya dengan berbicara di hp kemudian muncul tulisan lalu diedit.  Hal ini pernah disampaikan salah seorang rekan kerja di kantor saat sharing masalah tulis menulis.  


Dengan demikian,  marilah sama - sama menciptakan tulisan. Tulisan yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.  Tulisan yang secara tidak langsung meninggalkan jejak atau rekaman di dunia ini untuk dibaca generasi penerus. Minimal yang membaca adalah keluarga kita. 



Malang,  23 November 2021

Sabtu, 20 November 2021

Berhati-hatilah Atas Waktu Yang Sedang Kita Jalani

 



 Ungkapan tentang waktu banyak sekali kita dapatkan. Ada yang berpendapat waktu itu seperti uang. Sehingga harus bisa memanfaatkan agar tidak terbuang sia-sia. Namun tetap ada sebagian orang tidak menggunakan waktunya dengan baik, terlena dalam kemalasannya.

 Nabi Muhammad SAW pernah mengungkapkan tentang waktu, beliau mengibaratkan waktu seperti emas. Emas adalah suatu barang yang sangat berharga, sehingga harus mengisinya dengan baik. Saat kita tidak menggunakan waktu dengan baik maka hakikatnya kita membuang emas tersebut.

  Ada pepatah arab mengungkapkan, waktu seperti pedang. Barang siapa yang dapat menggunakan pedangnya (waktunya) dengan baik maka ia berhasil dalam waktunya. Namun apabila tidak bisa menggunakan waktu dengan baik, maka waktu itu yang akan menghunuskanmu.

 Begitulah sangat berartinya waktu. Oleh karenanya waktu yang sedang kita jalani harus dipergunakan sebaik mungkin. Yang telah kita lewati sudah menjadi sejarah. Kemudian waktu yang belum kita jalani belum tentu kita bisa menjalaninya. Karena tidak ada yang bisa menjamin masa depan kita, kecuali kita bisa membuat rencana dan tawakal kepada Allah disertai ikhtiyar lahir batin agar bisa terlaksana dengan baik.

 Beberapa dari kita, ada yang tidak menghiraukan waktu. Bagaimana pentingnya suatu waktu. Sampai hal terjeleknya adalah menunda pekerjaan karena memastikan pasti bisa mengerjakan di masa yang akan datang. Kita tidak boleh memastikan kegiatan yang akan datang. Dianjurkan dalam agama agar berkata In sya Allah saya akan mengerjakan disertai keniatan mengerjakan.

 Allah menegaskan dalam Kitab Suci Al Qur’an surat Al Ashr yang artinya demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan beramal sholih serta saling menasehati mengingatkan dalam hal kebaikan dan sabar. Berangkat dari surat inilah, dapat diambil sedikit renungan bahwa Allah menghubungkan waktu Ashar dengan manusia.

 Waktu ashar adalah waktu menjelang gelapnya alam. Bila dihubungkan dengan manusia, saat manusia sudah tua usianya banyak yang merasa menyesali akan masa mudanya yang tidak bersungguh-sungguh dalam ibadah. Hal ini termasuk kategori kerugian yang amat besar karena tidak menggunakan waktunya dengan baik.

 Marilah kita menggunakan waktu yang sedang kita jalani dengan sebaik mungkin. Waktu lampau yang sudah dilewati tidak akan kembali, tetapi wajib bagi kita mengambil pelajaran dan hikmahnya. Waktu yang akan datang kita harus berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan yang sama dari waktu lalu. Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi sehingga tidak menyesal dikemudian hari.

 



Malang, 20 November 2021

Semangat mengisi waktu dengan sebaik mungkin    

 

 


Jumat, 19 November 2021

Jiwa Yang Tenang Dengan Banyak Melakukan Sujud

 



Manusia adalah makhluk hidup yang diberi perangkat lengkap oleh Allah SWT. Perangkat tersebut terdiri dari jiwa, akal, dan nafsu. Karena makhluk yang hanya memiliki nafsu adalah hewan. Sedangkan makhluk yang hanya memiliki akal adalah malaikat. Oleh karena itu manusia mempunyai perangkat yang lengkap dalam menjalani kehidupan di dunia ini.  

Setiap manusia yang hidup di dunia ini pastilah yang dicari adalah ketenangan jiwa. Tenang dalam ungkapan lainnya yaitu tentram dan tidak bingung atas kondisi yang sedang dialaminya. Namun yang menjadi perenungan adalah bagaimana menciptakan ketenangan itu sendiri ? 

Tenang tidaklah kita cari dimana, tetapi bagaimana kita menciptakan. Hanya ada satu jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni dengan kita memperbanyak sujud kepada Allah SWT. Dikembalikan kepada diri pribadi kita dalam sehari semalam berapa kali kita sujud kepada-Nya. Kemudian saat kondisi apa saja kita ingat pada Allah SWT. 

Ada salah satu nama tim sepak bola yang bisa dikaitkan dalam pembahasan tenang. Tim tersebut adalah AREMA. Nama Tim ini apabila dijabarkan menjadi Ati Rogo Eleng Marang Allah. Ati adalah hati, yang dimaksud rohani. Rogo yakni fisik atau jasmani. Eleng berarti ingat. Marang berarti kepada. Sehingga bila dirangkai menjadi Rohani dan Jasmani ingat kepada Allah. Menjadi kata kunci tenang adalah ingat pada Allah. 

Dalam kitab suci Al Qur'an surat Ar-ro'du telah dijelaskan yang artinya ingatlah dengan dzikir(ingat) kepada Allah hati kita menjadi tenang. Sejalan dengan firman Allah SWT tersebut dapat ditarik kesimpulan melalui ingat kepada Allah hati kita akan tenang. Selanjutnya muncul pertanyaan berapa kalikah kita sebagai umat Islam untuk ingat kepada Allah SWT ? 


Kita tenang karena ingat pada-Nya. Ingat Allah bersama kita. Ingat Allah yang memberi jalan kemudahan. Ingat Allah yang Maha Pengampun atas segala dosa. Ingat bahwa hanya Allahlah yang dapat memberi ketenangan kebahagiaan kita. 


Malang, 19 November 2021 

Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara

            Senin, 31 Juli 2023 Guru Pendidikan Agama Islam mengikuti Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara di aula SMP Darul Faqih In...