Rabu, 17 Februari 2021

Tantangan Ibarat Garam Yang Menghiasai Dunia Kita

 


Sebuah proses menuju keberhasilan sudah biasa banyak tantangannya. Baik seorang guru, pedagang, dan penulis sekalipun. Ibarat hidup tanpa tantangan seperti masakan tanpa garam. 


Malam ini penulis mendapat tambahan ilmu dari sang guru. Ilmu yang menjadi pedoman bagi siapun orangnya yang sedang berusaha istiqomah dalam satu hal. Bisa istiqomah belajar, istiqomah menulis, istiqomah membaca dzikir dan lain sebagainya. Ilmu yang sangat penting dalam menjaga istiqomah adalah keteguhan hati kita. 


Kembali kepada tantangan. Saat kita menjalani suatu kebiasaan yang menjadi istiqomah kita pastilah nanti ada tantangan tersendiri. Tantangan itu bisa dari luar tubuh kita, semisal hasutan orang lain, lingkungan yang kurang mendukung dan lain sebagainya. Adapun yang dari diri kita sendiri semisal capek, jenuh, faktor ekonomi, kurang semangat dan lain sebagainya. 


Semua tantangan dalam istiqomah dapat dilalui dengan beberapa tahap. Bila tantangan dari luar maka kita teguhkan hati kita. Ingatkan niat awal kita. Namun bila tantangan itu datang dari diri kita sendiri, maka selain meneguhkan hati dan niat kita juga harus berlatih sabar dan optimis. Sabar atas kekurangan kita, tetapi tetap semangat. Optimis orang lain dapat memaklumi dan memahami kita. 


Mari kita saling mengingatkan dan menasehati. Tak ada manusia yang sempurna dari salah dan dosa. Belajar memahami kekurangan dan kelebihan kita. Kemudian menumbuhkan semangat motivasi bagi diri pribadi dan orang lain untuk kebaikan bersama. 



Malang, 17 Februari 2021

Anggota GGM Nusantara UNIRA

Selasa, 16 Februari 2021

Memaksa Diri Dalam Kebaikan Itu Wajib

 



   Mungkin dinatara kita pernah mengalami sebuah kepuasan setelah menyelesaikan suatu pekerjaan. Perkerjaan atau aktivitas yang dikerjakan dengan hati senang dan akhirnya selesai akan membuat kebanggan tersendiri di dalam hati. Berbeda dengan orang yang melakukan pekerjaan dengan keterpaksaan. Itupun masih bagus masih mau mengerjakan walaupun dengan berat hati. 


  Dalam suatu kajian ilmu akhlak pernah disampaikan bahwa ada sebuah perumpamaan. Bila dalam satu rumah ada dua anak. Kemudian sang ibu memberi tugas menyapu halaman kepada dua anak tersebut. Anak yang pertama langsung pergi bermain tanpa mengiraukan tugas yang diberikan ibunya. Sedangkan anak yang kedua dengan berat hati menyapu halaman seperti apa yang diperintahkan ibunya. Memang kedua anak ini mempunyai hati yang sama. Yakni sama  sama tidak ingin menyapu halaman. Namun anak yang kedua meskipun dengan terpaksa tetap menyapu halaman. 


  Dari perumpamaan tersebut dapat kita ambil hikmahnya. Kita meniru dari anak yang kedua. Tetapi tetap berusaha untuk melapangkan hati kita saat disuruh dalam hal kebaikan oleh orang tua kita. Begitu pula saat andaikan kita sebagai mahasiswa atau pelajar sekalipun bila kita tidak ingin bahkan malas mengerjakan tugas, tetaplah berusaha mengerjakan. Walau hati terasa berat, bagaimanapun tugas haruslah dikerjakan dan dikumpulkan. 


  Penulis teringat nasehat dari seorang ulama di kota Malang tentang pembahasan memaksa diri dalam proses kebaikan. Saat kita sebagai santri tentu ada suatu kewajiban untuk sholat dan mengaji. Bagi santri pondok, sholat malam merupakan bentuk ikhtiyar perbaikan diri. Kita sudah berencana bangun jam tiga dengan menggunakan alarm, bila tidak dibarengi dengan memaksa diri untuk bangun tetap kita akan dikalahkan oleh kemalasan kita.

 

 Pekerjaan yang dikerjakan dengan terpaksa memang tidak nyaman. Namun saat suatu kebaikan bila kita tidak memaksa diri kita untuk memulai berbuat sampai kapanpun tidak akan terlaksana. Tertunda pekerjaan karena rasa capek dan sibuk itu sudah biasa. Mungkin sebagian orang bisa melakukan kebaikan dalam kondisi apapun dengan alasan kita harus kuat komitmen dan niatan kita. 


 Semoga tulisan sedikit ini dapat bermanfaat bagi penulis juga pembaca. Mari kita gerakkan tubuh kita dalam hal kebaikan. Baik kebaikan itu berupa amal sholeh, mengajar ilmu, bahkan menulis dan membaca sangat perlu kita paksakan diri kita untuk tetap menjalaninya. Andai dilain waktu saat kita sudah sampai pada waktunya istirahat kita tetap istirahat. Saat memaksa diri tetap memperhatikan kesehatan baik sehat jasmani, rohani maupun fikiran kita.  




Malang, 16 Februari 2021 M

                4 Rojab 1442 H

Penyuluh Agama Islam Kec. Pakisaji

Guru Pendidikan Agama Islam SPANEWA

Anggota Gerakan Guru Menulis UNIRA 

Mahasiswa Pasca sarjana UNIRA 

Sabtu, 13 Februari 2021

Beri Keputusan Yang Terbaik Sebelum Menyesal Di kemudian Hari

 



Pada hakikatnya setiap dari kita adalah pemimpin. Itulah salah satu kaidah fiqh yang pernah dikaji di pesantren atau majelis ilmu. Kalaupun kita tidak memimpin suatu organisasi atau lembaga tetapi setidaknya kita memimpin diri kita sendiri. Dalam diri yang Allah titipkan anggota badan kepada kita. Selanjutnya akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang telah kita perbuat. 


Belajar dari diri kita sendiri akan membuat cerdas akal fikiran kita. Saat kita membuka sejarah Nabi Muhammad ada sebuah nasehat yang sangat bermakna tentang kepemimpinan. Ketika Nabi Muhammad selesai perang dengan musuh yang lumayan besar namun beliau menganggap ini masih kecil. Perang yang sesungguhnya dan paling besar adalah memerangi hawa nafsu. Ya memerangi diri kita sendiri. Tidak selalu menuruti nafsu kita sehingga perlu adanya tirakat atau riyadhoh. 


Selain berhati - hati terhadap sikap orang lain kepada kita, kitapun juga berhati - hati pada diri kita sendiri. Tidak sedikit orang menyesali atas perbuatan yang telah dilakukannya merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Adapun yang mencari keuntungan dirinya sendiri tanpa mengiraukan orang lain. Sebaliknya ada yang baik sama orang lain namun terhadap dirinya sendiri tidak dihiraukan. 


Pada hakikatnya perbuatan yang sedang kita lakukan adalah hasil dari keputusan yang kita perbuat. Bila otak bawah sadar kita mau mengerakkan untuk menulis, maka terjadilah proses menulis. Bila kita mau menggerakkan tubuh kita untuk beribadah maka terjadilah perbuatan ibadah. Begitupun dengan kemalasan yang banyak sekali dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan dalam. 


Seorang pemimpin dalam memutuskan suatu perkara tidak boleh tergesa - gesa agar yang dihasilkan dapat bijaksana. Kita juga sama sebelum memutuskan suatu perbuatan yang kita lakukan paling tidak berfikir baik dan buruknya. Apa motivasi kita melakukannya. Saat bingung belum bisa memutuskan, maka carilah pendapat orang lain yang kita anggap dapat memberi ketenangan pada hati kita. Orang lain bisa orang tua kita, guru kita ataupun orang yang akrab dengan kita. 


Kita menjadi pemimpin berharap dapat menasehati diri kita sendiri. Belajar untuk menuju kedewasaan bersikap. Memimpin untuk kebaikan dunia akhirat. Tidak hanya memimpin karena ada sesuatu yang kita harapkan dari orang lain. Keikhlasan pengorbanan juga ketulusan hati yang diharapkan sebagai pemimpin akhir zaman. Semoga kita dapat menjadi pemimpin yang diharapkan kebaikannya di masyarakat. 




Malang, 13 Februari 2021 M

                01 Rojab 1442 H


Penyuluh Agama Islam Kec. Pakisaji 

Anggota Gerakan Guru Menulis UNIRA

Mahasiswa Pasca sarjana UNIRA

Guru P. Agama Islam SMPN 1 Wagir


Kamis, 11 Februari 2021

Kebaikan Ya Dikerjakan Tidak Difahami Saja

 




Pada umumnya semua orang faham bilamana mengerjakan kebaikan akan mendapat pahala. Saat mengerjakan maksiat atau yang menyalahi aturan akan mendapat dosa. Hal ini diibaratkan dengan reward yang artinya hadiah dan punishment yang artinya hukuman. Dari ungkapan di atas Tuhan sudah memberi  contoh yang mendapat hadiah adalah ia yang mau mengerjakan kebaikan. Hukuman bagi yang mengerjakan maksiat. 


Di dunia ini tak ada manusia yang terlepas dari dosa hanya satu yakni Nabi Muhammad SAW. Beliau memiliki sifat makshum artinya terjaga dari dosa. Meskipun Nabi sudah terjaga dari dosa, beliau senantiasa meminta ampun kepada Allah dengan membaca istighfar sehari semalam sebanyak 100 kali. Lalu bagaimana dengan kita sudah berapa kali dosa yang tanpa sengaja diperbuat tetapi malas untuk meminta ampun ? 


Kebaikan yang tulus dari hati akan diterima oleh hati. Ketulusan daripada pemberi akan berpengaruh pada penerima kebaikan itu. Dalam kehidupan di dunia ini kita dapat berfikir cerdas melihat orang lain bahkan diri kita sendiri saat efek suatu kebaikan itu sendiri. Memang seyogyanya koreksi diri namun bila belum bisa yang dilakukan adalah melihat kesalahan orang lain jangan sampai kita menirunya. 


Sikap yang wajib dijaga oleh pelaku kebaikan adalah berusaha terus melakukan kebaikan. Tiada hari tanpa melakukan kebaikan sebagai tabungan kita kelak di akherat. Nabi Muhammad pernah mengingatkan kepada para sahabatnya yang artinya kebaikan itu banyak macamnya tetapi pelaku dari kebaikan itu sedikit. Banyak orang yang faham kebaikan tetapi sedikit yang mau melakukan. 


Tantangan yang diterima oleh pelaku kebaikan biasanya dari diri pribadinya yang kurangnya komitmen. Lemahnya komitmen akan menunjang rasa malas yang sering ditimpa sebagian pelaku kebaikan. Pada awalnya rajin kemudian datang rasa malas karena kurang kuatnya komitmen akhirnya berhenti melakukan kebaikan. Kekuatan komitmen ini juga akan melawan rasa jenuh dan pengaruh orang lain. Ya orang lain yang tidak suka atas kebaikan yang kita lakukan akan mempengaruhi kita. 


Sebagai orang penerima kebaikan sikap yang harusnya kita jaga adalah doakan pelaku kebaikan itu dan jaga hati juga fikiran kita. Mendoakan supaya senantiasa kebaikannnya diterima sebagai amal ibadah dan dapat istiqomah. Mendoakan merupakan bentuk suport atau dukungan terhadap pelaku kebaikan itu. Seandainya kita melihat,  membaca karya orang lain mari kita doakan agar bisa istiqomah dan respon positif sebagai bentuk dukungan juga semangat baginya. 


Penerima kebaikan juga wajib menjaga hati dan fikiran. Banyak kita jumpai di masyarakat atau kita sendiri pernah menggunjing orang lain yang sedang melakukan suatu kebaikan. Kata yang terucap atau dalam hati yang merendahkan kebaikan orang lain harus kita hindari. Belum tentu kita bisa seperti orang lain yang bisa mengerjakan kebaikan itu. 


Mari kita sama - sama menjaga perasaan orang lain agar persatuan senantiasa terjalin. Jangan sampai karena sedikit pembicaraan kita yang menyakitkan orang lain berhenti melakukan kebaikan. Semoga dengan sedikit motivasi yang terbangun dapat menjadi jalan hidayah bagi penulis dan pembaca. Aamiin. 



Malang, 12 Februari 2021

Penyuluh Agama Islam Pakisaji Malang

Anggota Gerakan Guru Menulis UNIRA

Santri Pondok Pesantren PPAI NH

Guru P Agama Islam SPANEWA 

Sosialisasi Membantu Menyukseskan Suatu Program

 


Masa pandemi belum berakhir. Negara Indonesia dan khususnya Jawa Timur sampai saat ini masih melakukan PPKM yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. PPKM yang harus didorong dan dikuatkan dengan 5M sebagai usaha menangkal virus corona. 


Baik PPKM dan 5M perlu dan wajib untuk disosialisasikan di masyarakat. Sehingga masyarakat tidak lengah dalam menghadapi masa pandemi ini. Terutama sebagai penyuluh yang langsung bertemu dengan masyarakat mempunyai kewajiban menyukseskan 5M. Adapun 5M tersebut adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta membatasi mobilitas dan interaksi. Hal ini kareba Penyuluh sebagai penyambung informasi dari Kementerian Agama. 


Saat ini penyuluh diberi tugas melaporkan sosialisasi 5M ini setiap hari. Bentuk laporan yang dikirim bisa berbentuk vidio drama atau dokumentasi. Tak hanya itu untuk sosialisasi 5M ini sekarang sudah banyak twibonize atau semacam bingkai atau poster kecil yang bisa diisi foto kita kemudian dijadikan profil atau status di media sosial. 


Sosialisasi memang sangat perlu di masyarakat. Melalui sosialisasi masyarakat lebih faham dari program yang disosialisasikan. Tanpa sosialisasi sebuah program tak kan bisa terwujud dengan maksimal. Mari kita sama - sama berusaha membantu mensukseskan PPKM dan 5M sebagai bentuk ikhtiyar memutus rantai penyebaran virus corona. 



Malang, 11 Februari 2021

Penyuluh Agama Islam Kec. Pakisaji Malang 

Anggota GGM Nusantara UNIRA

Mahasiswa Pasca sarjana UNIRA 


Rabu, 10 Februari 2021

Bergeraklah Untuk Mendapat Keberkahan

 



Ada sebuah motivasi dalam bahasa arab  yang artinya apabila bergerak maka akan barokah. Sejenak kita merenung dan bertafakur hubungan antara bergerak dan barokah. Bergerak dari kata dasar gerak. Orang yang bergerak otomatis ia tidak diam. 


Bila kita seorang mahasiswa di perguruan tinggi Islam maka akan menemui sebuah organisasi pergerakan. Tak lain organisasi itu disebut Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang akrab dengan PMII. Kemudian penulis sampai saat ini masih menjadi anggota gerakan guru menulis. Dimana gerakan ini bertujuan membangkitkan semangat literasi bagi guru. 


Tentang barokah bila kita di dunia pesantren tentu tidak asing. Karena seorang santri pasti mengharap barokah  dari sang kyai. Barokah dalam bahasa kitab pesantren adalah ziyadul khoir yang artinya bertambahnya kebaikan. Kebaikan yang berkahi sebab niat tulus dari pelaku kebaikan tersebut. 


Setelah kita fahami definisi gerak dan barokah tersebut dapat ditarik kesimpulan dari ungkapan tersebut di awal. Bahwa orang yang mau bergerak dipastikan akan mendapat keberkahan. Tetapi bergerak yang akan dapat barokah bila pergerakannya itu positif atau baik menurut masyarakat. Misalnya mencari ilmu, bekerja yang halal, organisasi yang manfaat bagi dirinya dan kebaikan lainnya. 


Ungkapan bergerak membawa berkah tidak berlaku bagi pelaku maksiat. Oleh karena itu mari kita berusaha bergerak dalam kebaikan. Bergerak untuk membangkitkan literasi dalam diri kita. Bergerak mengukir prestasi diri kita. Bergerak mengisi sisa - sisa umur di dunia ini dengan hal - hal yang bermanfaat. Sehingga bila kita sudah tiada masih dikenang dan mendapat pahala yang mengalir. Aaamiin. 


Malang, 10 Februari 2021

Penyuluh Agama Islam Pakisaji Malang

Anggota Gerakan Guru Menulis UNIRA

Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Wagir

Minggu, 07 Februari 2021

Doa Media Paling Jitu Dalam Bertaqorrub Pada Yang Maha Kuasa

 


  Permintaan dari tingkat bawah pada yang lebih tinggi termasuk disebut doa. Doa sebagaimana sabda Nabi Muhammad adalah inti ibadah. Ibadah umat Islam terutama sholat lima waktu dengan diawali takbirotul ihrom dan diakhiri salam. Seluruh rangkaian sholat tersebut adalah doa dan memuji Allah. 


 Doa secara tidak langsung kita sudah menyebut nama Allah. Sehingga ada satu keuntungan bila kita menyertakan doa dalam aktivitas kita. Yakni supaya syaitan tidak ikut campur dalam aktivitas kita. Contoh saat makan, bila sebelum makan kita membaca doa dipastikan makanan yang kita makan menjadi barokah. 


 Doa itu penting sebagai ritual percaya kepada Tuhan. Melalui berdoa kita sudah percaya adanya Tuhan Yang Maha Kuasa yakni Allah subhanahu wata'ala. Serumit apapun masalah namun bila kita masih mau berdoa dipastikan Allah akan memberi solusi atau jalan keluar. 


 Adanya permasalahan kemudian belum bisa memecahkan akhirnya berkeluh kesah dalam bahasa jawa dikenal dengan sambat. Keluh kesah dengan bahasa akrab curhat sudah melekat di masyarakat. Keluh kesah atau curhat yang terbaik adalah kepada Allah bukan pada sesama manusia. Tetapi keluh kesah kepada Allah tidak boleh berlebihan. Berlebihan dalam curhat kepada Allah diartikan sebagai sampai merasa cukup doa yang dipanjatkan. Karena sudah merasa cukup sampai putus asa. 


 Tidak boleh menyerah dalam berdoa. Karena Allah punya cara mengijabah sendiri. Tidak harus apa yang kita minta harus seketika dikabulkan. Sehingga dalam Al Quran Allah mengingatkan kepada kita yang artinya kemungkinan apa yang kita anggap bagus tetapi buruk bagi kita. Dan kemungkinan apa yang kita anggap jelek ternyata baik bagi kita. 


  Sebenarnya permintaan kita kepada Allah adalah subjektif pengijabahannya.  Hal ini dikarenakan belum murni dari hati tulus kita. Dalam diri masih tercampur maksiat dan dosa. Oleh karena itu salah satu adab berdoa diawali dengan istighfar dan syahadat. 


 Melalui istighfar kita minta dosa kita diampuni. Kemudian dengan syahadat iman kita secara tidak langsung bertambah yaqin dan kuat.


 Mari kita berdoa sebagai sarana bertaqorrub kepada Allah. Bertaqorrub dengan artian mendekatkan diri kepada Allah. Bila kita sudah berusaha mendekat in sya Allah segala permasalahan akan ada solusi. Semoga bermanfaat. 




Malang, 7 Februari 2021

Santri PPAI Nurul Hikmah 

Anggota GGM Nusantara Unira

Penyuluh Agama Islam Kec. Pakisaji


Sabtu, 06 Februari 2021

Menjaga Kesehatan Di Akhir Zaman

 




Saat masa seperti ini sepatutnya untuk merenung sejenak agar tidak sampai sakit. Sakit yang sangat tidak diharapkan oleh semua orang. Setiap orang pasti pernah mendengar ungkapan menjaga lebih baik daripada mengobati. Andaikata uang kita banyak sekalipun lebih baik digunakan untuk bersedekah daripada dibelikan obat. 


Termasuk faktor yang paling penting dalam menjaga kesehatan adalah dari diri pribadi kita sendiri. Keyaqinan diri dalam menjaga iman serta pemikiran positiflah yang akan membangun mindset yang baik muncul kesehatan yang baik pula. Menjaga atau dalam bahasa lain dikatakan hati - hati seyogyanya tidak terlalu berlebihan. 



Dalam agama ada dua hal yang perlu kita cermati yakni musibah atau ujian. Bila kita sudah berhati - hati dalam menjaga kesehatan namun tetap sakit bisa dikatakan ujian. Ujian yang menimpa, kita wajib untuk bersabar dan menguatkan iman kita. Namun bila tidak mau menjaga kesehatan lalu tertimpa sakit inilah yang disebut musibah. Kita harus bisa membedakan mana musibah dan mana ujian. 



Malang, 6 Februari 2021 

Kamis, 04 Februari 2021

Kuterima Buku Sang Motivator Literasi

 




Tatkala terik matahari mulai menyengat kulit. Ada jasa pengantar buku datang ke rumah. Setelah pengantar menyerahkan paket buku kepada saya dengan rasa penasaran kubuka isi paket itu tadi. Perasaan gembira mulai datang setelah tahu dan ingat bahwa dahulu pernah memesan buku karya Dr. Ngainun Naim. Dan buku ini merupakan buku ketiga yang saya terima. 


Melalui judul menulis itu mudah, maka penulis membangkitkan pembaca untuk  mulai memahami proses menulis tidak sulit seperti dibayangkan. Dr. Ngainun Naim merumuskan ada 40 jurus jitu untuk mewujudkan karya. Ya,  dengan berkarya maka seorang manusia akan senantiasa mendayagunakan akal fikirannya untuk kedepan lebih maju dan bermanfaat. Bermanfaat bagi penulis dan pembaca. 


Setelah halaman cover dari buku yang saya terima, ada hal yang luar biasa. Disana termaktub tanggal pengiriman beserta tanda tangan beliau dan ada ungkapan motivasi. Beliau memberi spirit kepada saya dengan ungkapan, selamat membaca dan mari menulis. Ungkapan motivasi ini menggambarkan adanya hubungan membaca dan menulis. Karena dengan membaca akan muncul ide - ide yang baru untuk menulis. 


Semoga dengan buku ketiga yang saya terima lebih manfaat ilmu beliau. Kemudian untuk Dr. Ngainun Naim senantiasa diberikan sehat wal afiat istiqomah memberi spirit literasi. Karena dengan keistiqomahan beliau memberi motivasi literasi melalui karya - karyanya  in sya Allah akan menjadi amal jariyah. Amal jariyah ini akan terus mengalir sampai hari kiamat. Aaamiiin. 




Malang, 4 Februari 2021

Anggota GGM Nusantara UNIRA

Mahasiswa Pasca sarjana UNIRA

Penyuluh Agama Islam Pakisaji

Rabu, 03 Februari 2021

Tumbuhkan Semangat Baca Quran Di Masa Pandemi



Tatkala adzan saat sholat Ashar telah berkumandang. Namun rintikan hujan mulai turun dari langit dengan mendung memadati langit. Anak - anak santri  dengan bersemangat tetap berangkat menuju TPQ tempat mereka mengaji. Ya mengaji untuk bekal masa depan yang lebih baik lagi. 


Tantangan pendidikan masa sekarang sangatlah sedang diuji. Apalagi dengan adanya masa pandemi terhitung sejak bulan maret lalu sampai sekarang. Pro kontra di masyarakat terkait pencegahan covid dengan mengurangi kerumunan bermunculan. Terutama kegiatan anak - anak mengaji. Sebagian orang tua santri berpendapat sekolah sudah daring tapi untuk mengaji diusulkan tetap masuk. 


Sebagai kepala madrasah dengan berbagai pertimbangan memutuskan untuk memasukan santri mengaji. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, santri memakai masker dan datang langsung mengaji dan terus pulang. Proses yang tidak seperti biasanya, diharapkan tidak terjadi kerumunan. 


Meski demikian semangat anak - anak santri tetap dan orang tua mendukung. Walau hujan dan masa pandemi, demi masa depan juga sebagai tabungan akhirat. Karena anak yang sholih dan sholihah yang menjadi harapan orang tua. Semoga kita termasuk birrul walidain yakni anak yang patuh kepada orang tua. Begitu pula semoga putra putri kita dijadikan generasi Qur'ani kelak akan mendoakan kita bila sudah di alam barzakh. Aaamiin. 



Malang, 3 Februari 2021 

Santri PPAI Nurul Hikmah Kebonagung 

Penyuluh Agama Islam Kec. Pakisaji

Mahasiswa Pasca sarjana UNIRA

Selasa, 02 Februari 2021

Semangat Untuk Kebaikan

 




Semangat merupakan fondasi awal dalam suatu aktivitas. Dalam menuntut ilmu semangat merupakan resep kedua setelah murid menyadari atas kecerdasannya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Azzarnuji dalam maha karyanya "ta'lim muta'alim".  Beliau mengungkapkan bahwa resep mencari ilmu ada 6 yang salah satunya adalah semangat. 


Semangat yang mempunyai orientasi pada pekerjaannya agar segera selesai. Semangat dengan ketulusan hati tanpa dilandasi apapun akan memberikan kepuasan tersendiri. Semangat yang harus dijaga oleh semua orang. 


Andai seseorang tidak semangat dalam bekerja orang lain pun terkadang enggan untuk melihatnya. Banyak faktor yang mempengaruhi semangat seseorang. Pengaruh yang dapat menurunkan seseorang bisa dari orang lain, hasil yang tidak sesuai rencana atau bahkan dari diri kita sendiri. Bisa jadi diri kita terlalu lelah sehingga untuk melangkah pada aktivitas berikutnya sudah kurang bersemangat. 


Saat semangat sedang menurun maka yang harusnya kita lakukan adalah berusaha bangkit. Ya bangkit agar tidak terlalu lama dalam downnya semangat jangan sampai kemalasan datang. Berdoa kepada Yang Maha Kuasa karena atas petunjuk dan pertolongannya kita bisa menjaga semangat kita. Semoga kita senantiasa dapat istiqomah semangat untuk melakukan kebaikan. 





Malang, 2 Februari 2021

Penyuluh Agama Islam Kec. Pakisaji

Mahasiswa Pasca sarjana UNIRA

Guru Agama SMPN 1 Wagir

Senin, 01 Februari 2021

Mendayagunakan Kalimat Mumpung

 




  Aji mumpung merupakan suatu ungkapan jawa yang tak asing bagi kita. Kadang kita gunakan hal positif kadang juga negatif. Semisal hal positif, terbiasa karena melakukan kemalasan suatu ketika ingin mengerjakan sesuatu lalu ia kerjakan. Kemudian dalam hatinya bergumam mumpung mau mengerjakan. Hal seperti ini boleh saja dilakukan asalkan bisa lebih dikendalikan untuk mempertahankan hal positif. 


  Hati manusia memang sering berubah - rubah. Namun apabila kita bisa berdoa dan berikhtiyar agar bisa kita arahkan pada hal positif, kenapa tidak. Kekuatan terbesar manusia sebenarnya ada dalam keteguhan hati. Ya keteguhan hati, atau bisa dikatakan kemantapan hati. Bila hati sudah yaqin meskipun keadaan kurang mendukung, maka in sya Allah akan ada jalan yang terbaik. 


  Dikembalikan lagi pada hati, aji mumpung bila dibahasa Indonesiakan 'selagi'. Selagi masih muda, selagi sehat dan selagi yang lainnya bersifat positif mari kita jaga. Tidak selalu kalimat selagi dikonotasikan negatif. Semisal, selagi tidak ada orang saya maksiat, selagi tidak punya uang lalu mencuri dan lain sebagainya. 


 Mari selagi kita sehat, dapat beraktivitas yang bermanfaat. Terutama bermanfaat kepada orang lain. Namun apabila belum bisa bermanfaat kepada orang lain agar tidak merugikan. 



Malang, 1 Februari 2021

Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara

            Senin, 31 Juli 2023 Guru Pendidikan Agama Islam mengikuti Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara di aula SMP Darul Faqih In...