Sabtu, 20 Mei 2023

Waktu Yang Sama Namun Efektifitas Berbeda

 


   Waktuyang dimiliki oleh setiap manusia sama yakni 24 jam dalam sehari semalam. Tinggal bagaimana kita mengisi dalam 24 jam tersebut. Imam Al Ghozali seorang ulama penyusun kitab Ihya Ulumuddin membagi waktu menjadi 3 bagian. Sepertiga untuk ibadah, seperiga kedua untuk bekerja dan sepertiga berikutnya untuk istirahat.

 

   Sepertiga yang pertama untuk Ibadah kepada Allah SWT. Andaikan kita hitung sholat dalam sehari semalam tidak kurang dari 1 jam. Seorang muslim yang melakukan satu kali sholat dengan durasi tidak kurang 5 menit. Bila 5 waktu berjumlah 25 menit. Menurut perhitungan Imam Al Ghozali sepertiga dari 24 jam yakni 8 jam untuk ibadah, sisa dari waktu sholat wajib bisa digunakan untuk membaca Al Quran, menambah Ilmu serta keimanan. 


   Sepertiga yang kedua untuk bekerja. Apabila anda masih tahapan belajar di sekolah waktu yang kedua ini bisa digunakan untuk belajar di sekolah dari pagi sampai siang. Bekerja merupakan tuntunan dari Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah bersabda yang artinya : Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang bekerja. . Pekerjaan tentunya yang halal bukan yang dilarang oleh Syariat Agama Islam.


   Sepertiga yang ketiga yakni untuk istirahat. Maka sempatkan waktu disela-sela kesibukan kita untuk istirahat. Jasad, fikiran dan hati ini juga membutuhkan istirahat. Ibarat robot hanya dipakai saja lama kelamaan akan menjadi rusak, begitulah dengan manusia membutuhkan istirahat. 


   Tetap semangat dalam mengisi sisa umur ini agar lebih bermanfaat. Harus ada keseimbangan antara waktu untuk Tuhan, untuk bergaul dengan sesama manusia terlebih waktu untuk diri sendiri dalam kaitannya introspeksi diri sendiri. Apabila hal ini bisa terlaksana akan menjadi imbang dalam menjalani kehidupan.


Malang, 21 Mei 2023 

Akbar Wicaksono dalam renungan waktu

Sabtu, 06 Mei 2023

Bentuk Kepedulian NU Dalam Tanggap Musibah






  Pada hari Jum'at, tepatnya 5 Mei 2023 segenap Pengurus Ranting NU dan LAZISNU bertakziah di rumah almh. Ibu Tiwar RT 21 RW 04 Jatisari. Adapun Pengurus yang hadir diantaranya Ust Muhsinul Amin, Ust Zaenuri, Ust Akbar, Ustdzah Mukarromah, Bapak Yudi, Bapak Amir, Bapak Rodi, Ibu Chuzaimah dan Ibu Sutik bersama Ibundanya. 

  Ust Akbar selaku Ketua LAZISNU Ranting Jatisari  menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah menjadi program pentasyarufan ketika ada masyarakat yang meninggal dunia. Serta salah satu bentuk realisasi dari Gerakan KOIN NU. 

 Kegiatan Pentasarufan untuk orang meninggal dunia, terhitung dari bulan Januari sampai dengan Jum'at 5 Mei 2023 sudah yang ke 9 kalinya. Setiap ada masyarakat yang meninggal dunia melalui media sosial whatssapp pengurus Ranting langsung tanggap untuk memberitahukan dan segera respon. 

  Harapan dari kegiatan ini adalah bentuk kepeduliaan Ranting NU terhadap musibah yang melanda masyarakat. Semoga kegiatan ini senantiasa mendapat keberkahan baik pengurus maupun donatur yang telah menyisihkan rezkinya. 

Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara

            Senin, 31 Juli 2023 Guru Pendidikan Agama Islam mengikuti Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara di aula SMP Darul Faqih In...