Selasa, 15 November 2022

Spirit Hari Pahlawan Menumbuhkan Pendidikan Karakter Dalam Diri

 



    Setiap tahun dalam momen 10 November pasti semua lembaga pendidikan mengadakan peringatan hari Pahlawan. Kegiatan rutin yang dilaksanakan bisa berupa upacara dan doa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan. Ada juga dengan mengenakan pakaian adat sebagaimana yang dilaksanakan oleh para pendidik dan tenaga pendidikan di SMP Negeri 1 Wagir pada pecan yang lalu. 


    Peringatan tidaklah berlalu hanya lewat begitu saja. Namun harus ada yang berbekas di dalam pikiran dan perilaku kita. Minimal dapat memahami sejarah daripada Hari Pahlawan juga meniru bagaiamana para pahlawan dalam berjuang. Kalau para pahlawan berjuang melawan penjajah, maka kita berjuang melawan diri kita sendiri untuk menjadi diri lebih baik lagi. 


    Nabi Muhammad SAW selesai perang Badar menyatakan kita telah menyelesaikan perang yang kecil. Kemudian para sahabat bertanya apa yang lebih besar wahai Rosulullah ? Rosulullah menjawab perang yang lebih besar adalah memerangi diri kita sendiri. 


    Kita mudah memerangi orang lain, katakan musuh yang menghardik kita. Atau orang lain yang sering mendzolimi kita. Namun, ketika ada musuh di dalam diri kita semisal rasa malas, tidak percaya diri, rasa bosan. Maka ini lebih sulit.

 

    Dokter bisa menyembuhkan orang lain yang sakit, tapi untuk dirinya sendiri bagaimana. Guru dan motivator bisa memberi semangat kepada peserta didik dan orang lain tapi untuk dirinya sendiri bagaimana. Bahasa mudahnya adalah kita bisa membangunkan orang lain namun ketika kita sedang jatuh dalam kemalasan, maka itulah musuh terbesar kita harus dipaksakan untuk bangun. 


     Dr. Fakhrudin Fais salah seorang ahli ilmu Filsafat pernah menjelaskan kenapa kita malas ? karena kita memilih opsi malas. Andaikan kita memilih rajin ya kita rajin. Menurut alm Dr. Taufiqi motivator Nasional pernah mengungkapkan dalam bukunya yakni rasa malas, tidak percaya diri, minder sifat-sifat ini dinamakan mental block maknanya adalah penjara mental yang harus diperangi. 

     Alm Gus Fauzi Syifa salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum pernah bercerita. Ketika sudah mempunyai niat dalam bangun sholat malam, namun diri ini tidak segera bangun, maka resep yang dapat diterapkan adalah Allahumma tak pekso (Allahumma saya paksa diri ini). 

    Dengan demikian, marilah bersama berlatih menjadi pahlawan  untuk diri kita sendiri. Kita kalahkan diri ini agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berkarakter mulia yang berlandaskan Iman dan taqwa. Sebagaimana yang telah dimiliki para pahlawan yang telah berjasa dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Merdeka.



Malang, 16 November 2022 

Cak Sono

Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara

            Senin, 31 Juli 2023 Guru Pendidikan Agama Islam mengikuti Penguatan Moderasi Beragama dan Bela Negara di aula SMP Darul Faqih In...